Wednesday 13 July 2016

Menulis. Menulis. Menulis.

Tak sekali kita baca tentang manfaat menulis sebagai pelepas stres. Sebagai terapi bagi pikiran. Bahkan jadi obat bagi jiwa yang sedang tak sehat. Kalau setuju menulis ada manfaat (walau ini tak berarti kita sedang stres atau tak sehat), nampaknya kita perlu segera ambil balpoin dan bloknot untuk menuangkan ide, atau hidupkan laptop untuk menulis di blog.

Mari menulis .. .

Aku tidak menyebut 'menulis status di Facebook' sebagai menulis bila tulisan tersebut hanya satu dua kalimat atau satu dua komentar tentang sesuatu hal yang di-repost atau share. Menurutku, satu dua paragraf di kolom status  Facebook masih belum mampu memenuhi keinginan membuat tulisan tuntas. Keculai memang selama ini Facebook difungsikan selayak blog di Blogspot atau Wordpress atau lain-lain, memanfaatkan kolom status atau fasilitas Note untuk menuangkan gagasan tentang sesuatu hal secara tuntas.

Aku juga tidak menyebut cuitan di Twitter sebagai menulis karena keterbatasan karakter yang dibolehkan dan Twitter tak cukup bila menginginkan menulis lengkap. Nampaknya Twitter diciptakan untuk maksud lain. Tidak seperti Blogspot atau Wordpress yang memang untuk 'menulis'.

Mari menulis .. .  Menulis di lembar-lembar buku catatan atau di halaman blog.

Menulis adalah masalah besar bila kita tak tahu mau menulis apa. Bila kita tak terlatih menuangkan fikiran ke dalam tulisan. Bila tak tahu tujuan menulis.

Kita tahu apa yang akan ditulis bila otak ada isinya. Untuk membuat otak berisi, tentu saja kita perlu mengisinya. Bisa dengan pengalaman, atau sekedar mengamati, melihat dan mendengar sesuatu. Cara lain adalah dengan membaca buku. Ya .. .baca buku yang banyak. Ada yang bilang, tulisan bagus datangnya dari bacaan yang bagus. Artinya kalau seseorang tak baca maka ia tak akan punya bahan untuk menulis

Bila tak terlatih menulis, maka menggoreskan pena atau mengetik keyboard akan terasa berat. Fikiran penuh dengan ide, tetapi tak tahu dari mana harus mulai menulis. Bila misalnya menulis sudah dimulai, bisa saja ada rasa tak puas karena tulisan tak memiliki struktur baik yang akan memudahkan pembaca paham. Atau mungkin kita tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk mewakili ide tertentu dalam fikiran. Menulis jadi berat bila kita tak tahu cara menulis. Ada beberapa ilmu dasar menulis, misal ilmu tata bahasa, ilmu tanda baca, ilmu kosakata. Perlahan kemudian kita akan membangun keterampilan menulis yang lebih rumit, bila memang menulis itu rumit. Hahaha.

Bila bahan menulis ada, dorongan menulis juga besar, tetapi tetap saja kesulitan menulis, barangkali itu karena kita tak tahu apa tujuan menulis. Tujuan menulis bisa saja sekedar untuk bercerita, menuangkan fikiran, tak peduli enak atau tidak kalau dibaca orang. Menulis bisa saja untuk diri sendiri. Tak berharap dibaca orang apalagi untuk dikomentari. Ada juga yang menulis supaya mendapatkan komentar banyak. Menulis bisa juga untuk cari duit atau untuk menjadi bangga punya karya tulis. Semua itu adalah tujuan. Dengan memiliki tujuan menulis, maka tulisan akan punya arah.

Mari menulis ...

Menulis boleh saja bermanfaat untuk melepas stres, bikin rasa senang, jadi terapi atau obat, buat melepaskan beban. Tetapi untukbisa melakukannya, kita perlu tahu apa yang ingin kita tulis (punya bahan), lalu tahu cara menulis (keterampilan), dan punya alasan mengapa menulis (tujuan).

Mari menulis ...

No comments: