Monday 17 November 2008

Dua Sebel - Bandara Soekarno Hatta

Sudah lama aku ingin ikut sedikit komentar tentang Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng. Mungkin bukan komentar, karena rasanya lebih tepat mengata-ngatai! Tetapi karena obyek kata kerja berakhiran –i ini bukan mahluk hidup (manusia) tetapi sebuah benda bernama bandara, maka lebih baik aku pakai kata komentar saja, walau tekanan emosi (benci dan sebel) dalam kata mengata-ngatai tidak bisa terasa.

Yang lumayan baru di bandara tersebut adalah toiletnya. Setidaknya di terminal F2 kedatangan. Aku suka ini!

Sebelumnya, sudah banyak keluhan dilayangkan tentang buruknya fasilitas pokok tersebut. Pengelola bandara seakan tak peduli. Entah masalahnya apa. Tetapi untuk memperbaiki fasilitas toilet bandara mestinya tidak sesusah memperbaiki pesawat. Atau memang sengaja dibikin ribet sendiri? Entahlah. Aku tidak mau lanjut berburuk sangka. Paling tidak, akhirnya sebuah toilet baru di terminal F2 sudah dibangun.

Cuma saja, kalau toilet baru sudah ada, mengapa yang lama masih difungsikan? Kalau dikelola dengan prima, fasilitas lama tidak masalah. Sayangnya tidak demikian. Dua mingu lalu aku temukan keran air di dalam toilet bocor. Air meluber kemana-mana. Aku perhatikan kerannya bukan keran berkualitas baik. Sebel! Apakah pengelola bandara ini tidak tahu dimana beli beli keran yang berkualitas

Jika mau mencuci tangan di wastafel, di kaca terlihat peringatan dalam Bahasa Inggris.
“IF YOU SEE SOMETHING SUSPECT OR CAN BE DISTURBED AVIAN SAFETY please call us: Airport Security …”

Bahasa Inggris yang jelek banget! Malu-maluin. Sebel. Apakah bandara internasional ini tidak mampu mencari editor bahasa sebelum mencetak peringatan yang lalu ditempel di seantero bandara? Lagipula tarif seorang editor bahasa tentu tidaklah mahal, apalagi untuk pekerjaan publikasi sepenting itu.

Tidak punya uang untuk membeli keran atau menyewa editor? Nggak lah! Buktinya setiap jengkal ruang hampir tidak tersisa di’jual’ pihak bandara untuk tempat berdagang maupun iklan.

Pihak bandara memang tahu cara mencari uang, walau kadang berlebihan. Iklan rokok ‘Surya Slims’ bahkan ditempel menutupi hampir 80% dinding kaca di gerbang kedatangan dalam negeri di terminal F2. Penjemput tidak leluasa memandang ke dalam bila mencari sosok saudara, teman, atau kerabat yang sudah selesai mengambil bagasi dan menuju pintu keluar.

Merupakan keasyikan tersendiri bagi para penjemput maupun yang dijemput untuk segera bisa saling lihat. Sayang, pandangan mereka terhalang iklan rokok. Kalau sedang ramai, penjemput bahkan harus berebutan mengintip dari celah sempit yang disisakan iklan rokok. Sebel!