Thursday 4 March 2010

Ayu Utami: Berani Berpendapat

Judul tulisan ini merupakan intisari dari pelajaran menulis (atau mengarang) yang aku dapat dalam sesi 2 jam ngobrol bareng Ayu Utami di Teater Utan Kayu semalam.

Bertempat di Studio Utan Kayu, Jakarta Timur, bersama 12 peserta kursus menulis Narasi Pantau, aku beruntung mendapat kesempatan emas mendengar langsung Mbak Ayu, begitu kami memanggil pengarang Saman, Larung, dan Bilangan Fu itu, menceritakan perbedaan antara pengarang dan penulis (juga 'tukang' menulis), selain berbagi cerita proses kreatif yang dia lalui dalam berkarya. Bagi Ayu, pengarang merupakan profesi yang lebih mengarah pada seni, mirip seniman-seniman lain.

Sejak kecil Ayu sudah senang menulis. Ketika masih kuliah di Jurusan Sastra Rusia di Universitas Indonesia, Ayu sudah menjadi wartawan. Bersama Andreas Harsono, Goenawan Mohamad, dan beberapa nama lain (maaf aku lupa), Ayu ikut membidani lahirnya Pantau. Nah loh .. ketemu juga dengan Ibu atau mungkin Bapak yang bertanggungjawab melahirkan Pantau, tempat kami kursus menulis. Gak nyangka ya ...

Berani bersuara beda: itulah yang aku lihat pada diri seorang Ayu yang tetap enerjik walau harus berbicara hampir 2 jam malam itu. Keberanian yang tidak sembarangan tentunya. Ayu sangat paham dengan riset pemenulisan. Pengalaman dan kedisiplinan selama menjadi wartawan juga menempanya. Sekurangnya 2 kali Ayu mengulang wejangan seorang yang terkenal (lagi-lagi aku lupa namanya - gak bawa catatan sich), "kamu harus mengetahui 7 kali lebih banyak dari yang kamu tulis." Ini menunjukkan bahwa keberanian Ayu didukung kekuatan ilmu pengetahuan mengenai topik yang sedang ia tulis atau karang.

Menurutku, kesuksesan beberapa novel yang Ayu karang tidak terlepas dari hal-hal di atas. Kalau boleh meringkas yang di atas, kira-kira sebagai berikut:
1) pengarang (mestinya penulis juga) harus punya pendirian (tidak asal mengekor)
2) pengarang (mestinya penulis juga) harus banyak ilmu (kudu rajin baca!)

Ayu boleh dikatakan beruntung lahir dan besar dari sebuah keluarga (di Bogor) yang memberinya kebebasan untuk memilih cara dan jalan hidup. Mungkin ini yang memberi pengaruh pada 'kemampuan' Ayu untuk memiliki pendirian. Masih sedikit loh manusia yang kayak gini, apalagi perempuan. Pendidikan tinggi yang ia lakoni serta pengalaman selama jadi wartawan mengajarkannya tradisi keilmuan. Dua kombinasi ampuh yang akan membuat kita menjadi pengarang (mungkin juga penulis)

Kepada kami yang sedang belajar menulis dan mengarang, Ayu menyarankan untuk menyiapkan jaring.

"Kalau jaring tidak ada, bagaimana anda bisa menangkap informasi untuk kemudian anda tulis? Jaring dibentuk melalui banyaknya bacaan!"

Hmm .. jangan-jangan apa yang disebut Ayu terakhir ini yang menjadi sebab aku tidak banyak posting di blog ini lagi .. (1) gak punya jaring (2) gak punya ilmu. Hiks ...

OOT (Out of Topic) dikit:
Aku merasa lebih ingat Ayu pakai atasan kaos ketat tanpa lengan. Kalau gak hitam, warnanya merah (seperti malam itu). Aku lupa tanya kenapa. Apa dia gak kedinginan atau gimanaa gitu. Ada yang tahu?

Oh iya .. hampir lupa. Untuk mengetahui lebih banyak tentang Ayu Utami dan berbagai tips dan tricks mengarang, bisa kunjungi www.ayuutami.com