Wednesday 16 December 2009

Keberkahan Camping?

Mobil belum berhenti benar, Syarrifa sudah berteriak. “Paa ... k, mereka pakai seragam outbound. Aku ganti aja ya ...” Dari rumah dia memakai jeans biru dan atasan warna pink. Nampaknya dia tidak mau tampil berbeda dengan teman-temannya. Hari ini, semua anak kelas 1 sampai 6 Sekolah Dasar School of Universe (SoU) Parung akan berangkat ke Bumi Perkemahan Cibubur untuk camping 2 malam.

Aya tak mau ketinggalan. “Tutup pintunya Paa ... k, kita mau ganti!” Begitu pintu mobil ditutup, kedua anak itu tergesa membongkar tas dan melepas pakaian. Mobil kami dilapisi kaca film V-Cool 70%, hampir tak tembus pandang dari luar.

Sementara anak-anak ganti pakaian, aku mengamati situasi. Sudah lewat jam 7 pagi, ada banyak peserta berkumpul di halaman depan SoU. Seorang ibu berjalan di belakang anak lelakinya yang membawa ransel hitam besar. Tanpa diketahui sang anak, si ibu membantu menyangga tas. Tas terlalu besar dan berat untuk anak yang berusia sekitar 7 tahun itu. Si anak, tak mengetahui ‘bantuan’ ibunya, dengan bangga melangkah menuju tempat teman-temannya berkumpul. Tiga bus pariwisata sudah menunggu. Mobil pengantar silih berganti menurunkan penumpang.

Anak-anak sudah selesai. Syarrifa keluar mobil dengan ransel National Geographic di punggung. Hari ini tanggal 16 Desember, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke 9. (Ssst ... gak dirayaain .. he he .. nunggu ibunya pulang dari Semarang akhir minggu ini.) Dia berdiri gagah menunggu Aya turun. Berdiri di samping mobil, keduanya nampak gagah dengan pakaian outbound, celana hitam bersaku banyak dengan atasan kaos abu-abu dengan strip keperakan di kedua lengannya yang panjang.

“Pak, bantuin Aya angkat tas,” teriak Aya tanpa menoleh. Aku segera konci pintu mobil dan mengangkat tas mereka. Lumayan berat. Sejak jam 5 sore kemarin, anak-anak sibuk menyiapkan perlengkapan pribadi, pakaian ganti, peralatan mandi, mukena dan sajadah, senter, sandal jepit, jaket, dan jas hujan. Sebagai anggota kelompok, Aya ditugasi membawa lampu badai dan gunting sementara Syarrifa membawa lampu badai saja. Lengkap dengan minyak tanah dan korek api.

Ikut keriuhan persiapan anak-anak camping terasa menyenangkan. Tahun lalu, aku tak tak terlibat karena ada Mba Nur yang dulu kerja di tumah kami. Sejak tidak harus ke kantor Bogor (cukup kerja di rumah saja he he) aku bisa lebih leluasa membantu anak-anak. Karena sepatu boot Aya sudah entah dimana sementara senter sudah rusak, sore kemarin aku mampir ke Pasar Parung berbelanja, sekalian beli slayer, topi, dan sarung tangan buat mereka. Habis banyak! :D Moral of the story, sepulang camping, perlengkapan harus dibersihkan dan disimpan rapi supaya tidak harus beli-beli bila ada acara lagi.

Dua hari ini, 16 dan 17 Desember, rumah bakalan sepi. Aku akan sendirian. Tak ada kehebohan pertengkaran Syarrifa dan Aya tentang karet penggosok atau pensil. Tak ada teriak-teriak suruh sholat dan mandi. Mungkin gak harus masak pula karena buat sendiri cukup mie telor rebus saja. Lumayan gak harus banyak cuci piring dan perlengkapan masak. Semoga rumah tidak ‘sepi’ beneran. Apalagi aku sedang punya banyak PR kantor yang harus segera selesai minggu ini. Camping membawa berkah! Itukah? Mungkin saja. Untuk sementara terbebas dari anak-anak. He he.

No comments: