Friday 4 December 2009

Jangan Salahkan Kalau Ibu Ibu Pada Gemuk!

Belum genap 2 minggu, berat badanku udah nambah 2 kilo. Ketika aku ke kantor kemarin, temanku bilang kok pipimu tambah berisi? Bagaimana tidak? Selain bertugas memasak buat makan Ifa (9 tahun) dan Aya (7 tahun), aku juga harus melahap sisa makan mereka yang tak habis. Entah nasinya, lauknya, buah yang tak termakan, sisa jus atau susu. Semuanya. Sayang kalau dilempar ke tong sampah. Bagi yang pernah merasakan susahnya tidak memiliki makanan, pasti akan merasa sayang main buang. Apalagi kalau pernah mendengar hikayat bagaimana si butir nasi menangis karena tidak ikut termakan, “Hiks ... temanku udah masuk perut, aku ketinggalan di piring, sebentar lagi masuk tong sampat, malah masuk perut kucing jahat!” Cerita kucing jahat ada di profile FB-ku, isinya kucing jahaaaaaaaattt pooool!

Aku mendaptkan pencerahan mengenai sebab-musabab tubuh gemuk seorang ibu dari pengalaman sebulan ini mengasuh anak-anak. Setelah memutuskan berhenti kerja full time, aku di rumah saja menemani anak-anak. Awal November lalu, istriku pindah kerja ke Semarang. Karena menjadi bapak rumah tangga (yang tidak mesti berarti kepala rumah tangga) akulah yang bertugas mengurus rumah (memasak, mencuci, sesekali menyapu, tapi tidak setrika). Tetangga sebelah, Bu Husin, datang tiap pagi bantu ngepel dan setrika.

Memasak berarti menghabiskan masakan. Ini benar sekali. Betapa tidak. Kita harus mengeluarkan minimal 50 ribu buat beli sayur harian. Belum lagi melihat isi kulkas terisi belanjaan mingguan, daging, telur, ikan. Bumbu-bumbu juga gak murah loh. Lalu susu dan buah-buahan. Semuanya adalah duit. Ingat! Duit!

Setiap pagi bangun awal. Memasak, siapkan sarapan dan bekal makan siang. Lalu malam juga masak. Dekat dengan kegiatan masak memasak, ada isu mencuci piring sendok kotor dan peralatan masak. Belum lagi sering-sering asah pisau dan buang sampah. Semuanya adalah energi. Ingat! Energi!

Duit dan energi dibuang sia-sia? NO WAY! Begitu barangkali kata ibu-ibu yang kebetulan menjadi ibu rumah tangga. Juga kataku yang sekarang ini jadi bapak rumah tangga. Tak sudi aku buang-buang duit dan energi percuma. Hasil perpaduan duit dan energi berupa makanan tak termakan, pasti aku sikat.

Saat ini aku masih belum pintar menakar seberapa banyak nasi yang dimasak. Seberapa banyak sayur yang dibuat, seberapa banyak ikan dan tempe yang harus digoreng. Kadang berlebihan memang. It is my fault! Hukumannya: jadilah aku si pelahap makanan sisa. Bagaimana tak bertambah berat badan bukan? Bayangkan ibu-ibu melakukan hal yang sama. Lagipula menurut cerita ahli gizi entah dari mana, perempuan lebih mudah gembul ketimbang laki-laki!

Dengan pencerahan ini, aku tak lagi serampangan main tuduh ibu-ibu extra large sebagai biang makan tak dikekang. Sebaliknya bagiku mereka menjelma menjadi tokoh utama yang berjasa besar dalam usaha tak menyia-nyiakan rejeki dari Sang Pemberi Rejeki. Begitu besar jiwa mereka sehingga akan selalu merasa sayang dan tak semena-mena membuat duit dan energi ke tong sampah. Walau at the cost of being an XL mom!

Bayangkan kalau suami-suami mereka tidak makan di rumah. Udah capek-capek siapin makanan, via SMS tadi suami janji mau makan di rumah, lalu sesampai di rumah suami bilang maaf, tadi ditraktir si anu bla bla bla .. apa gak sakit hati tuch si ibu? Udah habisin 100 ribu buat masak bagi suami, gak segera baca buku kesukaan hanya supaya bisa masakin suami, makanan jadi tersia. Dasar suami tak tahu diri! He he he. Mau kasi kucing? Gak lah .. mau kasi tetangga? Memangnya tetangga mau? Wah serba repot dech.

Nah itulah sekelumit rangkuman hasil pengamatan sekilasku tentang mengapa sekian banyak ibu-ibu rumah tangga cenderung memiliki badan gemuk. Apakah anda termasuk dalam kelompok ini? Kalau ya .. no problem .. asal dibantu olah raga malah jadi tambah sehat!

4 comments:

Anonymous said...

Aaaahhhh!!! aku suka banget posting iniiii!!!! :)

Aku salut sama dirimu bang! gak banyak loh pria yang sukarela berenti buat jadi bapak rumah tangga!

Salut! ayo singsing lengan baju, masak buat anak2, and jangan takut jadi XL! (olah raga juga dong!)

two thumbs up! :))

Aunul Fauzi said...

Ah Emy, masih juga sempat nengok kita. Makasih ya ... Pray for you, semoga di hari ultah yang sebentar lagi akan datang, real happiness will be with you setiap bangun pagi (karena tidur yang nyenyak! :)

Erva said...

WAh...setuju sekali, itu yang saya rasakan sebagai ibu rumah tangga. Sedih rasanya kl makanan dibuang2,setiap mau buang makanan,langsung kebayang mulai dari beli bahan-bahannya yg gak murah,trus memasaknya yg gak mudah..kalau sampai gak dimakan lalu dibuang rasanya mau nangis.....

Gaptekmania said...

Nol, kasih satu fitur tautan ke pesbuk dong.... biar bisa di post ke pesbuk :)