Saturday 13 July 2019

Story About Blog

Beberapa hari lalu, dalam perjalanan ke Semarang bawah, aku, Aya, dan Syarrifa bersahut-sahutan dengan bersemangat membahas tulisan kami di blog.

Aya bilang merasa malu sekali dengan penemuannya di Google Search saat mengetik nama lengkapnya. DITEMUKAN blog yang dia tulis waktu SD, sepuluh tahun lalu, saat kami masih tinggal di Depok.

"Malu banget. Tak meyangka dan tak terbayang kok bisa menulis seburuk dan se-alay itu," kata Aya menunjukkan perasaannya.

Syarrrifa mengiayakan kata-kata Aya. Lengkapnya dia bilang apa, aku lupa. Hehehe. Mereka berdua punya blog untuk menuliskan perasaan dan merekam kejadian sehari-hari yang mereka alami. Sekarang blog tersebut dibiarkan tak terurus, tak pernah diisi tulisan lagi. Lama sekali vakum. Wajar Aya 'terkejut' menemukannya dan mengingat kembali apa-apa yang pernah dia rasakan di masa lalu.

Aku tak setuju pendapat Aya dan Syarrifa yang menganggap tulisan lama sebagai karya memalukan. Bagiku sebaliknya. Cetusan perasaan atau rekaman kejadian masa lalu adalah salah satu 
harta tak ternilai yang bisa dimiliki seseorang.

Dalam tiap detik hidup kita, begitu banyak kejadian yang kita alami, begitu beragam perasaan kita dalam menanggapi, begitu berwana emosi yang menyertai. Bagiku, semua itu adalah harta. Sebagian orang boleh menganggapnya tak ada, sesuatu yang terjadi hanya untuk dilupakan, sesuatu yang tak cukup berharga untuk diingat, apalagi diabadikan lewat tulisan, hal-hal yang akan berlalu begitu saja seiring berlalunya waktu.

Bagiku kesan pertama terhadap kejadian pertama yang kita alami ibarat ikan yang terpancing kail, yang bila tak segera disimpan dalam wadah, apalagi dibiarkan meloncat kembali ke air, kemungkinan besar akan lenyap dan tak mungkin kembali.

Itulah mengapa aku sangat menghargai kesan pertama terhadap sesuatu hal. Saat memperoleh laptop baru. Saat berkunjung ke suatu kota yang belum pernah kia kunjungi. Pengalaman pertama naik kereta tebu di museum gula. Pengalaman pertama naik truk. Saat merasakan salju pertama. Atau merasakan dingin Bromo kali pertama. Perasaan-perasaan atau kesan-kesan yang tercipta pada pengalaman pertama itu begitu sayang untuk tidak direkam. Harus segera dituliskan. Kali lain, kali kedua, ketiga, keempat, mengalami hal yang sama, kesan pertama tak akan pernah muncul kembali. Seperti ikan yang lepas di air. Susah dan barangkali tak akan pernah muncul kembali lagi.

Jadi, tak ada tulisan yang memalukan. Tak ada kenangan yang tak berkesan. Yang ada adalah keabadian bila semuanya bisa kita tuliskan. Walau sekedar di blog seperti ini. Ayok menulis. Ayok merekam.

#SehariSejudul 

No comments: