Sunday 14 July 2019

Nyetir Sendiri Atau Pakai Kereta?

Minggu depan aku perlu ke Jakarta. Antar Syarrifa daftar ulang kuliah. Rencana awal adalah pakai Zafira. Rasanya lebih nyaman bawa mobil sendiri. Leluasa angkut semua kebutuhan selama perjalanan. Aku suka bawa radio Sony punyaku kemana-mana. Juga baranag-barang lain yang kadang tak begitu diperlukan tapi bikin senang. Bawa mobil sendiri bisa muat semua.

Sejak beberapa hari ini, Zafira sudah aku siapkan. Ganti kampas rem yang sudah hampir habis. Lalu ganti sensor 02. Flush oli transmisi matik. Pasang booth as roda kiri. Terakhir ganti ban. Tetapi mungkin sebelum berangkat akan perlu cek blower AC kabin belakang yang tiba-tiba mati, plus ganti beberapa selang (radiator dan oli transmisi) yang kelihatan rembes. Tak lupa cek seat belt jok depan yang berkelakuan aneh.

Oh iya, Zafira itu apa?

Zafira adalah mobil penumpang bikinan Chevrolet. Seven seaters kata orang. Punyaku ini tahun 2001. Matik. Gerobak tua. Sering masuk angin dan perlu banyak pijat. Kata dunia otomotif, Zafira suka rewel. Bagiku tentu saja hal tersebut benar sekali. Apalagi sekarang dia sudah berusia 18 tahun. Kalau ukuran manusia, mungkin usianya sekitar 55 tahun. Sudah mulai uzur. Tetapi kalau masalah handling dan kenyamanan ngebut, jangan ditanya deh .. hahahaha.

Aku hitung biaya perjalanan pakai Zafira sebagai berikut.

Bensin 1.4 juta (Ukuran 1 liter 10 km)
Tol: 700 ribu (semarang - Jakarta)
Nginap 1 malam: 400 ribu (lebih kurang)
Makan dll: 500 ribu (hemat murah meriah)

TOTAL: 3 Juta

Selain keuntungan bisa bawa barang apa saja yang ingin dibawa, termasuk bawa bibit sirsak yang sudah aku semai sejak dua bulan lalu, buat ditanam di Rumah Depok, perjalanan dengan mobil sendiri itu asyik, terutama bagi yang suka nyetir kayak aku. Tak terjelaskan deh senangnya nyetir, lihat pemandangan kiri kanan, mengamati jalan dan kendaraan lain, berhenti sesekali di suatu tempat, pokoknya bagiku perjalanan seperti itu mengasyikkan, adventurous.

Dua hari menjelang keberangkatan, istriku mengajukan alternatif. Bagaimana kalau perjalanan pakai kereta saja? Keuntungannya lebih hemat. Capek atau kelelahan (maklum sudah usia) plus resiko mobil tua bisa dihindari. Lagipula tujuan ke Jakarta cuma satu hal: antar daftar ulang plus cek kamar kos (bila masih ada waktu). Kos sudah dicarikan Lita, sepupu Syarrifa, kemarin. Sudah kami DP dan pelu dikunjungi.

Pikir-pikir, alternatif ini ada baiknya juga. Lalu aku berhitung:

Tiket Argo Muria PP berdua: 600.000 x 2 = 1.2 juta
Menginap 2 malam = 350 x 2 = 600 ribu
Makan plus ongkos dalam kota = 1 juta

TOTAL: 2.8 juta

Dari segi biaya, tak banyak perbedaan. Tetapi bila mempertimbangkan potensi resiko yang disebut istriku bila pakai Zafira, maka akhirnya diputuskan untuk jalan pakai kereta saja.

Yaaah .. gak jadi deh jalan-jalan asyik. Mungkin next time deh. Lagipula di kereta bisa tenang baca buku. Aku rencana bawa beberapa buku.

Demikian sekelumit cerita buat ngisi blog. Hahaha.

#SehariSejudul

No comments: