Sunday 26 September 2010

Stop Membaca, Lestarikan Kebodohan

Bagus sekali motto toko buku Toga Mas. Cukup menggelitik saraf senyum dan beberapa hari lalu berhasil membuatku belanja buku seharga 800 ribu rupiah lebih. Motto yang tersulam rapi di punggung kaos seragam hitam berkerah para staf toko yang terletak di Jl MT Haryono (Semarang) ini sangat brilian dari sisi komunikasi. Pencetusnya tak hanya pintar memilih kata-kata, tetapi juga pandai menggugah semangat patriotik anak bangsa yang ingin maju dengan menghidupkan kembali budaya baca, sekurangnya untuk diri sendiri.

Susunan kata-kata 'menggoda' lain juga perlu mendapat pujian. Di seantero toko seluas sekitar 600 meter persegi tersebut tergantung poster-poster kecil berwarna merah bertuliskan 'DISKON Seumur Hidup.' Lalu ada standing banner 'Toko Buku Diskon TOGA MAS: NOL KM' dipajang di beberapa sudut toko, mirip petunjuk lalu lintas dengan rangkaian kata tambahan 'Harap Pelan-Pelan Banyak Diskon Bertaburan' tercetak dalam lingkaran merah berdasar putih. Seperti tanda STOP di jalan raya.

Di depan toko, terpampang banner bertulisan 'Jalan Menuju Diskon - Siap-siap Terjangkit Virus Diskon!"

Ah, aku baru ingat, istriku sudah 3 kali datang ke toko buku ini. Rupanya dia sudah menjadi salah satu korban virus baru. Tapi .. hmm ... jangan-jangan aku juga akan terkena. Rasanya badan sudah mulai demam. Tukang parkir toko, lelaki muda bercelana jeans dengan rantai monel berkilauan menjuntai di saku belakang, cerita kepadaku bahwa pada hari-hari tertentu (seringkali Sabtu dan Minggu), toko menawarkan diskon sampai 25%. Hari biasa, antara 10 dan 15%. Lumayan menggiurkan. Kalau berbelanja 100 ribu, cukup membayar 85-90 ribu rupiah! Tak heran beberapa pengunjung toko tak cuma beli satu dua buku, mereka memborong!

Melengkapi 'kebahagiaan' para pemborong, Toga Mas juga menyediakan layanan sampul buku gratis! Dikerjakan rapi dan cepat. Mau bukti? Coba datang sesekali .. (iklan dot com hehehe).

Bu Husin

Enam hari dalam seminggu, istri Pak Husin bekerja bantu kami bersih-bersih rumah dan cuci setrika di Depok. Datang tiap pagi saat kami siap-siap berangkat ke sekolah, Bu Husin langsung bekerja tak banyak bicara sampai semua 'pekerjaan' dia anggap selesai. Kalau tidak ada kerja tambahan, misal masak untuk makan siang kami, Bu Husin akan minta ijin pulang lebih awal, sekitar jam 11, untuk pergi ke sebuah tempat perawatan kesehatan terapi gratis di Jalan Margonda Raya. Katanya, terapi itu sangat membantu menghilangkan rasa pegal dan sakit di punggungnya. Terapi sudah ia jalani 2 tahun ini dan akan tetap berlanjut.

Kami tak pernah bisa ingat nama gadis Bu Husin. Ifa, anakku pertama, pernah tahu, tapi kemudian lupa. Hal itu bukan masalah besar, cuma kadang bikin penasaran saat kami sekeluarga lagi jalan-jalan, bermobil entah dimana, lalu tiba-tiba teringat dan jadi ingin tahu. Penasaran bukan? Cuma sesampai di rumah, atau ketemu Bu Husin besoknya, kami selalu lupa menanyakan namanya.

Dibawa suaminya kembali ke 'hutan' Depok dulu ketika baru punya anak dua, Bu Husin awalnya menolak. Dia sudah terbiasa hidup di kota, di bilangan Rawamangun. Memasuki Depok, kebonan di belakang rumah kami, dia seperti merasa masuk ke tempat gelap, jauh dari peradaban. Tetapi lama-kelamaan dia merasa senang.

Tanah yang ditempati adalah tanah warisan ibunya Bu Husin, sekitar 2000 meter. Setelah Ibunya meninggal dan tanah dibagi-bagi, yang tersisa hanya kurang 100 meter, lokasi rumah yang sekarang ditempati Bu Husin sekeluarga. Saudara-saudara Bu Husin lebih suka menjual tanah warisan mereka kepada orang lain.

Tulisan nanti dilanjutkan dengan kesan Ifa, Aya, dan Naning tentang Bu Husin.

Thursday 23 September 2010

Jambu Batu Dari Sorga

Di teras sempit depan rumah yang aku sewa di Banyumanik, Semarang, tumbuh sebatang pohon jambu batu. Sejak pertama menjumpainya tiga bulan lalu, pohon dengan lingkar batang tak lebih besar dari botol aqua ukuran nanggung ini tak henti berbunga, berbuah, berbunga lagi, berbuah lagi. Memang tak banyak, hanya satu dua, kadang tiga empat, tetapi bagiku ini adalah anugerah.

Barusan saja, saat berjemur, bermandi hangatnya sinar matahari pagi di depan rumah, mataku tak sengaja tertumpu 3 buah jambu yang sudah menguning. Tak menyiakan waktu, kuraih penggalah, pralon besi 3 meteran yang bersandar di tembok teras. Dengan sentakan terukur, 3 buah jambu batu segera berguguran ke tanah, tak bisa aku tangkap tangan. Tak mengapa, buah tak rusak. Nasib ketiga jambu ini, jambu batu merah kecil mungil, segera pindah ke dalam perutku. Tentunya setelah melalui proses pelumasan air keran di dapur.

Hubungannya dengan sorga? Aromanya, ya .. aroma jambu batu masak pohon itu yang membuatku bernostalgia ke masa-masa ketika hidup serasa di sorga, waktu kecil dulu, di kampung halaman, di Lombok sana.

Masa kecil yang penuh romantika dan petualangan. Sepulang sekolah, bersama teman-teman berjalan kaki menyusur pematang sawah, meretas semak belukar, meniti pinggir jurang, mengikuti desau angin, menjejakkan kaki di bebatuan sungai (gak pernah kepleset), menuju kebun dan ladang orang-orang tua kami, atau kebun ladang milik tetangga, atau milik orang lain dari desa sebelah yang tak kami kenal sama sekali, berburu buah-buahan masak pohon.

Kebiasaan di tempat kami, para peladang atau pemilik kebun jarang mengunjungi garapan mereka. Sekali seminggu termasuk sering. Mereka datang kalau mau panen kelapa saja. Ini kesempatan buat kami .. anak-anak kecil 'pencuri nakal.'

Para peladang juga memang tak peduli buah nanas matang sampai sematang-matangnya, hampir membusuk di belukar sudut kebun. Kalau lagi musim, buah duwet warna ungu kehitaman tanda siap petik, seperti tak mendapat perhatian. Kalau tak segera dipetik akan bergururan ke tanah, sia-sia. Semua itu, adalah sebagian harta tak ternilai yang dibiarkan jadi rebutan tupai, kalong, atau kami .. anak-anak nakal.

Bagi peladang, jambu monyet (begitu kami menyebut jambu mete di Lombok) tidak menarik kalau cuma satu dua. Tetapi, bagi kami, buah yang matang kuning kemerahan, hangat sehabis terpanggang matahari siang, terasa luar biasa di mulut. Manisnya meleleh di lidah. Airnya banyak. Tapi hati-hati, bibir jangan sampai terkena getah biji mete. Bisa terbakar! Orang-orang di pasar, yang suka berjudi sabung ayam, kadang pakai getah mete untuk bikin tato.

Pisang matang di pohon? Kalau beruntung, kami tak keduluan kalong. Nangka matang menebar aroma, beragam jenis, nangka bubur, nangka salak, dan lain lain aku tak ingat lagi, siap memuaskan kerakusan kami. Jambu batu juga tentunya. Buah tak berharga karena dianggap bikin sembelit. Yang matang, sering dibiarkan berguguran dari pohonnya.

Pagi tadi, aroma jambu batu yang menyeruak menggapai sulur saraf penciumanku begitu mulut rakusku memberi pagutan pertama, mengingatkanku pada sorga, sorga masa kecil.

Liverpool Kalah Teruuuus, tapi YNWA!!!

Setelah kekalahan 2-3 dari MU minggu lalu dalam lanjutan kompetisi Liga Premier Inggris, kekalahan yang wajar karena MU memang main kesetanan selayak gelarnya, the Devils, Liverpool berharap mendapatkan hiburan di Piala Carling ketika semalam berhadapan dengan klub Liga Kedua, Northampton Town. Apa daya, nasib menentukan lain. The Reds terlempar, kalah adu penalti 2-4 setelah dalam babak perpanjangan waktu skor tetap imbang 2-2.

Kalah teruuuuus ... Kapan dapat hiburannya Bos? Memang sih... kekalahan semalam juga tergolong wajar karena Roy Hodgson, manajer Liverpool, hanya menurunkan 5 pemain inti. Selebihnya pemain muda kurang pengalaman. Tentunya Roy mengorbankan keterpaduan tim demi memberi kesempatan bermain kepada pemain baru dan kesempatan istirahat pada pemain inti. Pemain senior seperti Gerrard, Torres, Carragher, Johnson, dll, perlu menyimpan tenaga, kompetisi Liga Premier masih panjang dan juga ada tugas menanti di Piala UEFA.

Apapun, tetap saja kekalahan berarti kesedihan, lawan kata kegembiraan. Dan saat ini aku sedang bermuram ...

Kalau ingat prestasi Chelsea yang mengumpulkan nilai sempurna TIDAK PERNAH KALAH, TIDAK PERNAH SERI, MENANG TERUUUUUUS dalam 5 pertandingan Liga Premier, juga di Liga Champions, dan kemenangan SELALU dengan perbedaan skor yang besar ... gol yang banyak, rasanya iri banget. Lalu lebih pedih lagi bila melihat nama Arsenal dan MU (dua klub rival utama the Reds) masih bertengger di urutan kedua dan ketiga klasemen, sementara Liverpool tetap tak beranjak dari urutan 13!

Ah .. kemuraman ini bertambah perih dengan rasa iri tak terperi pada prestasi klub lain.

Mbah Roy, kudoakan engkau bisa menghasilkan racikan terbaik sebagai tonik bagi permainan klub asal kota John Lennon yang disukai sebegitu banyak orang sejagat raya ini ...

Last but not the least, as always, YOU WILL NEVER WALK ALONE!

Tuesday 21 September 2010

Blog Baru

Aku bikin blog baru, namanya Catatan Kuliah Komunikasi. Blog tempat aku tuliskan hasil-hasil pelajaran selama ikut kuliah di Magister Komunikasi di UNDIP (mulai September 2010 ini). Juga tentang buku atau paper yang aku baca. Atau apa saja terkait isu-isu komunikasi. Namanya saja kuliah komunikasi .. :)

Aku merasa punya blog baru ini menyenangkan. Disamping untuk sekedar mengulang kembali (baca: belajar) apa-apa yang baru saja aku pelajari, menyajikan semua materi dalam blog itu dapat saja bermanfaat bagi siapapun yang kebetulan cocok dengan isinya.

Tentunya yang tidak kalah penting adalah latihan menulis. Dengan adanya blog baru ini, aku mendapat wahana lain untuk sekedar menyalurkan aktifitas latihan menulis, latihan mengetik apa saja ... Bukankah begitu sobat?

Saturday 18 September 2010

Mulai Lagi

Mulai lagi baca buku, ada rasa hangat menjalari hati. Dapat tambahan pelajaran dikit-dikit. Seperti ada semangat baru, bikin hati senang. Mulai lagi dengar lagu-lagu, sekeliling terasa makin indah. Mulai lagi dengan janji baru, untuk sholat beneran (minimal dengan bacaan sholat yang tak tergesa - kalau bisa dengan sholat sunat dan wirid dikit), lalu ada rencana puasa senin kamis ... ha ha ha ... hati kok terasa mulai agak enakan ... apalagi ntar kalau rencana ini kelakon semua ya ... Ah, gak berani membuat klaim ini semua karena Ramadhan yang baru saja berlalu atau 1 Syawal yang juga sudah lewat. Kayaknya jauh deh ... Apalagi selama Ramadhan cuma dapat haus dan lapar ... Lalu takbiran yang tak kena di hati ... sooo ... Yaa Tuhan .. beri kekuatan ... untuk bisa sabar, kontrol diri, dan mau menghadapkan wajah ke Tempat Akan Kembali.