Monday 24 March 2014

Lapangkan Jiwa dengan Jalan Kaki, Naik Sepeda, Telusuri Rel, atau Naik Perahu

Aku suka jalan kaki. Selain bikin sehat badan, juga bikin pikiran lapang. Bagaimana bisa?

Dengan jalan kaki, terutama blusukan keliling kampung, kita bisa saksikan ragam manusia, ragam wajah, ragam cara hidup, ragam cat rumah, ragam pagar, ragam pintu gerbang, ragam jendela, ragam halaman dan pepohonan yang tumbuh di dalamnya, dan rupa-rupa hal yang mungkin tak terbayangkan sebelumnya. Bukankan menyaksikan dunia beragam bisa bikin pikiran tak sempit?

Aku ingin punya sepeda lipat yang bisa aku masukkan ke dalam mobil bila sedang keluar kota.

Pasti akan ada waktu untuk sekedar blusukan sejam dua jam naik sepeda keliling kampung di sekitar hotel, rumah saudara, atau rumah teman tempat menginap. Pasti pemandangan kampung di sini beda dengan pemandangan kampung tempat tinggal kita sehari hari.

Kalau tak punya sepeda, jalan kaki tetap bisa dilakukan. Tetapi dengan sepeda, jangkauan bisa lebih luas. Dan ini berarti lebih banyak lagi pemandangan yang dapat dilihat. Makin banyak yang dilihat, makin luas pula pikiran. Begitu bukan? Hehehe.

Urusan pemandangan berbeda, demi memperluas pikiran atau melapangkan jiwa, aku selalu berkinginan suatu saat bisa jalan kaki telusuri rel kereta. Memandang jalanan dari mobil berbeda dengan dari atas kereta. Apalagi kalau jalan di sepanjang jalur kereta. Akan banyak didapat pemandangan 'back street' dalam arti sebenar-benarnya. Pemandangan dari arah belakang.

Contoh: bayangkan sebuah jalan bernama Jend. Sudirman di sebuah kota. Pemandangan yang tersaji dari arah jalan, depan toko atau rumah di pinggir jalan, pasti terlihat 'biasa' - dan akan berbeda bila rumah atau toko yang sama dilihat dari belakang.

Pemandangan sepanjang rel kereta termasuk dalam 'back street' - akan banyak hal terungkap dengan melihat manusia, rumah, aktifitas dari belakang 'back street' tadi. Coba deh kalau tak percaya.

Naik perahu? Buat perluas pandangan? Tentu saja ini juga hal menarik untuk dilakukan. Naik perahu di sini adalah menyusuri sungai besar atau menyususi bibir pantai. Ini agak mahal dan butuh keterampilan mengemudikan perahu tentunya. Bisa dilakukan berombongan buat penghematan bila harus sewa perahu atau beli bahan bakarnya.

Tetapi pasti menarik sekali dapat menyaksikan pemandangan pinggir kiri dan kanan sungai atau pinggir pantai dari arah pantai. Biasanya kan dari arah sebaliknya (memandang sungai atau memandang lautan). Kali ini lakukan kegiatan memandang daratan lewat air. Jamin deh bisa memperluas pandangan, melapangkan jiwa, mengusir pikiran cupet, sempit, dan mengusir jutek. :D Kapan?

No comments: