Saturday 7 September 2013

Mimpiku Sebelum Tak Lagi Bisa Bermimpi (1)

Kalau boleh bermimpi, berkeinginan, bercita-cita, maka mimpiku kira-kira seperti ini kawan.

Tak malu aku ungkapkan ke hadapanmu. Satu, sebagai peneguhan supaya aku selalu ingat mimpi-mimpi ini, dan oleh karenanya jadi giat berjuang mewujudkannya, dan dua, berkat doa kalian, mimpi-mimpi ini suatu saat akan jadi kenyataan. Amin.

Mimpiku apa? Aku ingin pulang ke Lombok, menghabiskan sisa hidup di kaki gunung Rinjani, di sebidang tanah bukit yang aku beli dulu saat harga murah sekali, yang di salah satu sisinya, di bagian yang bertebing dengan ketinggian rata-rata 30 meter, mengalir sungai dari gunung, sungai yang kalau musim hujan akan mengalirkan banjir yang tak jarang bawa potongan kayu tumbang, yang di musim kemarau menjadi lorong desau angin membawa gemericik suara air dari aliran yang tak begitu besar. Air ini, kawan, sangat jernih, kilauannya bak minta dianugerahi satu dua tegukan insan yang kebetulan melintas.

Aku ingin hidup di bukit itu. Supaya mataku bisa luas memandang laut di kejauhan sana. Supaya puas menanam pohon, karena bagian belakang tanahku ini langsung berbatasan dengan hutan Rinjani. Aku suka tanam pohon, karena pohon menawarkan harapan masa depan. Aku juga akan bercocok tanam, menanam jagung dan singkong, juga sayur dan tanaman rambat. Tak lupa pisang kesukaanku.

Ah, aku jadi pingin beternak satu dua kambing. Biar bisa menikmati embekannya. Menatap matanya yang memelas serta mencium aroma pesing kencingnya. Kambing dan rumput kering sisa  makanannya adalah sumber pengingat Papuk Alim - kakekku pedagang kambing saat aku SD dulu. Al Faatihah buat beliau ...

Ayam tentunya, aku akan piara yang banyak - supaya dapat telur dan daging, tak perlu beli. Ah burung dara aku tak terlalu suka, agak repot sepertinya. Tetapi luasan tanah tempat aku ingin tinggal ini sangat memungkinkan untuk piara apapun.

Akan aku cari cara untuk bikin listrik bila perusahaan negara tak sanggup aliri. Ada angin bertiup terus menerus di bagian atas bukit kecil ini. Barangkali listrik tenaga angin bisa dibangkitkan. Bila ada listrik, maka air dari sungai di bawah tebing bisa dinaikkan untuk mengairi tanah perdikan - yaaa .. namanya tanah perdikan .. dengan luasan sekitar 20 ribu meter, mestinya ini bisa jadi surga.

Aku ingin bangun rumah di bukit ini, tinggal di sana bersama Naning - my love. Biarlah anak anak kami tinggal di kota, sesekali barangkali mereka ingin bekunjung bersama teman-temannya sambil liburan. Tak tinggal bersama kami juga tak apa apa. Mereka pasti punya cita-cita dan mimpi hidup yang berbeda dengan mimpiku. (TO BE CONTINUED)

No comments: