Saturday 26 May 2012

Doa Untuk Pemberani Tulen

Takut disebabkan dua hal. Pertama karena salah. Kedua karena tak menguasai permasalahan.

Sebagian dari kita kerap mengalami rasa takut karena alasan pertama. Takut ketahuan karena di tempat kerja pernah curi kertas atau spidol. Takut diomeli pasangan karena punya tabungan tersembunyi gak bilang-bilang, takut bertemu seseorang karena pernah janji tapi tak menepati. Ada banyak contoh rasa takut karena memang kita salah. Takut ketahuan ninggalin sholat atau puasa, juga termasuk takut jenis ini.

Kalau  takut karena tak menguasai permasalahan bisa dilihat dari ketidakberanian berkomentar di dalam kelas, segan dimintai pendapat dalam meeting, atau tak berani mengajukan pertanyaan dalam forum. Biasanya lalu pilih duduk di tempat tak terlihat, di pojok belakang ruang seminar.

Takut memberi komentar di Facebook atau di Twitter tentang suatu topik juga termasuk takut jenis ini. Kalau tak paham masalah, kan gak enak juga kalau asal komentar. Tentu saja ada yang tak takut (atau tak peduli) sama sekali. Main komentar sekenanya. Biasanya yang beginian lantas dilabeli asal njeplak. Hihihihi.

Lawan dari takut adalah berani. Kita mengenal pepatah berani karena benar. Tetapi atribut yang lain adalah berani karena memang menguasai permasalahan.

Dituduh mencuri duit, padahal tidak melakukan, lalu berapi-api membela diri, ini adalah contoh sederhana berani karena benar. Bila dihentikan polantas dan dituduh melanggar aturan lalu lintas, ada yang dengan penuh keberanian mendebat karena merasa tidak melakukan pelanggaran apa-apa. Ini adalah orang berani karena benar. Kadang kita dengar cerita adanya segelintir polantas yang seperti sengaja cari-cari kesalahan pengguna jalan.

Contoh berani karena menguasai permasalahan diperlihatkan oleh orang-orang tertentu saja. Dosen atau profesor yang menguasai bidang ilmunya adalah contoh yang paling jelas. Pedagang yang berani mengambil keputusan bisnis juga termasuk pemberani. Nelayan yang berani melaut di tengah terjangan ombak, adalah pemberani karena tahu kapan ombak (walaupun besar) menjadi sahabat mereka.

*

Secara khusus, menurutku ... pemberani tulen termasuk para aktifis pembela hak azasi manusia, pembela petani, pembela buruh, pembela kaum minoritas tertindas, juga pembela pelestarian lingkungan. Mereka ini BERANI mengorbankan waktu, tenaga, bahkan BERKORBAN JIWA demi memperjuangkan apa yang mereka PAHAMI sebagai sesuatu yang wajib untuk diperjuangkan.

Selain sebagai PEMBERANI TULEN, mereka juga punya NYALI besar, sesuatu yang tak sembarang orang punya. Nyali yang tidak diperoleh dari bangku pendidikan. Nyali yang tak bisa dibeli. Nyali hasil tempaan pengalaman hidup panjang dan berliku. Nyali yang diperkuat rasa yakin akan makna JIHAD dari apa yang dilakukannya.

Dalam blog sederhana ini, aku ingin memanjatkan doa, bagi para teman aktifis pemberani tulen, semoga kalian, orang-orang berani, orang-orang yang paham, orang-orang bernyali, mendapatkan bantuan Yang Kuasa dalam menjalankan tugas kemanusiaan kalian, mewakili kami-kami yang penakut, yang tak paham, dan lebih sering menjadi PENGECUT (tak bernyali) untuk ikut langsung bertempur di medan juang.

No comments: