Thursday 24 July 2008

Hampir Lupa User Name

Rasanya sudah lama sekali tidak posting. Bahkan hampir lupa user name. Dengan pekerjaan yang bertumpuk, juga tanggung jawab non pekerjaan yang tak kalah seru, aku harus memilih. Memilih untuk menggunakan energi otak yang terbatas ini untuk menjawab tuntutan di tempat kerja.

Yang lain, terpaksalah aku kesampingkan sementara, termasuk menulis.

Kenyataan ini mengajarkan aku satu hal. Menulis ternyata tidak sekedar menuangkan apa yang mau dituangkan. Ini mungkin benar, mungkin juga salah. Benar bila menulis merupakan alat untuk berlatih mengungkap isi fikiran, sekedar mengungkap. Tak perlu ragu berkata-kata, tak perlu ragu mengetik huruf, tak perlu peduli hasilnya bagaimana, tak perlu peduli siapa yang baca, tak perlu peduli hasilnya tidak seperti yang diangankan. Tetapi bukankah menulis tidak sama dengan berbicara?

‘Berbicara’ cukup beruntung memiliki beragam alat bantu. Bahasa tubuh. Isyarat mata. Gerakan tangan. Intonasi. Warna suara. Kekuatan vokal. Bahkan mungkin sebilah pedang atau sepucuk senjata sebagai pengancam bagi yang tidak mendengar. Apalah yang bisa diandalkan sepenggal paragraf? Sebentuk teks satu dua halaman? Tulisan, begitu ia dilepaskan (dipublikasi), dia akan sendiri. Sendiri bertarung, menjelaskan dirinya. Ketika ia gagal menghadirkan pemahaman di kepala pembacanya, matilah ia. Ia tidak akan dilirik lagi. Ia akan dilupakan.

Bila begitu halnya, ungkapan menulis tidak sekedar mengetikkan huruf bisa jadi benar. Maka dari itu, menulis menjadi aktifitas yang tak sederhana lagi. Dia memerlukan keakuratan informasi. Dia memerlukan proses chek and recheck. Dalam tataran yang lebih serius (melibatkan modal dan sumberdaya yang tidak kecil), dia memerlukan editor.

Tak hendak menurunkan motivasi penulis pemula, yang ingin aku katakan adalah bahwa ada peluang besar untuk sampai pada tataran menulis sebagai sesuatu yang mudah dan membuat girang pelakunya.

Tataran apakah itu? Tataran ketika penulis berhasil melakukan aktifitas menulis sama halnya ketika dia melakukan aktifitas berbicara.

Berbicara tak memerlukan keraguan. Tak perlu ketakutan akan tata bahasa. Tak perlu takut alur berantakan. Tak perlu bantuan editor. Berbicara adalah sesuatu yang mengalir, Sesuatu yang alami. Mari kita jadikan menulis sebagai sesuatu yang alami. Menjadi sesuatu yang kita lakukan santai saja. Bila itu sudah tercapai, menulis akan menjadi aktifitas yang memuaskan. Bagaimana caranya? Mengetiklah sobat! Mengetiklah sebanyak-banyaknya! Jangan biarkan waktu berlalu tanpa mengetik!

3 comments:

Anonymous said...

konon, menulis mengubah dunia

Anonymous said...

menulis itu, katanya, kegiatan produksi yang ajaib. Inputnya dapat berupa apa saja, apa saja yang kita dapat dari telinga, hidung, mata bahkan perasaan. Dari satu input dapat keluar banyak tulisan, atau dari banyak input juga kadang keluar satu tulisan saja.

Aunul Fauzi said...

oh ajaib, tapi itulah menariknya tulis menulis ya :)