Thursday 25 August 2011

Please Respect Others (Nasehat Buat Diri Sendiri)

Kenny Dalglish, Manager Liverpool Football Club, setelah kemenangan 3-1 atas Exeter dalam babak penyisihan Carling Cup 2011 (24/08) mengatakan:

"I think the one thing we have learned at this club since I've been here is that you have to be respectful and to be respectful when you've won as well."

Membukukan rekor kemenangan ke-200 selama menjadi manajer the Reds, pelatih berusia 60 tahun yang dikenal dengan sebutan King Kenny ini, layak dianggap memiliki otoritas memberi nasehat bagi kita semua. Nasehat tentang sebuah kebaikan yang sering terabaikan: menghormati orang lain.

Semalam, Liverpool FC datang ke Exeter dengan membawa pemain-pemain utama. Selama ini Carling Cup dianggap sebagai kejuaraan kelas bawah. Lokal. Tidak bergengsi. Banyak klub besar mengirim pemain lapis ke-2 bahkan ke-3 untuk memberi kesempatan pemain muda menghirup aroma kompetisi. Bagi mereka kalah tidak terlalu masalah, toh ada Champions League, ajang kompetisi di tingkat Eropa yang tentunya jauh lebih bergengsi (banyak duit lagee). Bagi King Kenny, semestinya tidak boleh begitu:

"We said before the game we'd make changes. But we also said it shouldn't be taken in any way shape or form as a sign of being disrespectful towards Exeter or the Carling Cup. We are Liverpool Football Club and we will try to win every game that we've got to play."

Dari Liverpool terbang ke Banyumanik ... cerita tentang diri ...

Saya sendiri, sadar maupun tak sadar, sering bersikap dan berperilaku tak hormat pada banyak orang yang saya temui dalam hidup ini. Pada istri, anak-anak, teman-teman mereka, teman-teman saya sendiri, dan orang-orang lain.

Tak hormat dimulai dari menganggap orang lain bodoh, hanya saya yang pintar. Menganggap orang lain tak pakai otak. Melakukan hal-hal tak masuk akal, tak taat aturan, atau tak peduli orang lain. Tak mau ngantri. Gak mau sabar. Dan saya bukan termasuk golongan mereka itu (lupa bahwa hal-hal seperti itu juga saya lakukan). Saya merasa banyak pengalaman hidup. Sempat sekolah. Lebih paham tentang kehidupan. Orang lain saya anggap gak pernah mikir.

Cara memandang orang lain seperti itu kemudian menurunkan perilaku tak terpuji - tak hormat. Kalau datang ke undangan teman, pakaian seadanya. Cara berbicara merendahkan orang. Tak sopan. Merasa diri lakon utama, pusat perhatian. Bisa seenaknya perintah orang. Kelembutan dan kasih ajaran santun terhadap sesama seakan sudah lenyap dari ingatan.

... dan masih banyak lagi ...

Penutup: teman-teman, saudaraku, istri dan anak-anakku, siapa saja, please bukakan aku pintu maaf atas perilaku tak hormatku selama ini ... (bernaung di bawah lindungan Iedul Fithri 1432 Hijriyah, aku ingin minta maaf yang dalam, berikan jalan bagi penghapusan sedikit saja kotor dosa di jiwaku yaa) ... makasiiih ...

No comments: