Sunday, 10 July 2016

Pulang Ke Lombok Part 2

Lanjutan Pulang Ke Lombok Part 1

Nonton semifinal Euro 2016 antara Wales dan Portugal bola sukses terlaksana walau aku terlambat bangun setengah jam. Selesai bola sudah hampir azan subuh. Aku ikut sholat subuh ikut berjamaah di Musholla Al Ikhlas di pinggir Kokok Dirang - tak jauh dari rumah.

Yang jadi imam adalah Syukur. Yang makmum termasuk Amak Atun (kakaknya Amak Buser) dan juga Halir  - nampaknya personel ini tak berubah semenjak bertahun-tahun lalu, hahaha. Hanya ada 2 makmum 'baru' - masih muda, tapi aku gak kenal nama mereka.

Musholla ini punya kenangan khusus bagiku. Bersama Amat Oli, (sekarang dia di Palembang) selama sekitar 3 tahun waktu SMP, kami tidur di sini, menjaga sekaligus sebagai tukang azan.

Air musholla bersumber di Jerangjang sekitar 2 km ke arah barat, sebuah mata air berlokasi di dekat Kubur Reban. Air dialirkan dengan pipa besi. Aku dulu ikut gotong-royong membangun jarfingan pipa ini. Tadi sebelum subuhan, aku sempatkan mandi. Guyur badan tak pakai sabun. Sekedar merasakan segar dan bersihnya air Jeranjang.

Semalam Ibu bilang pagi ini, lebaran hari kedua, kita sekeluarga akan ke kuburan Bapak di kubur Lendang. Hampir semua abak dan cucu Papuk Paridah dimakamkan di sini. Ada Inak Kake Paridah. Inak Kake Mildan, Inak Kake Kame, Inak Kake Sene. Amak Kake Tihan. Inak Kake Rahmah. dan Bapak. Beberapa kuburan baru juga dibuat di sini. Buat Kak Abduh dan Kan Doan.

Keluarga Kak Lutfi (Amak Kake Tihan) dan Kak Nur (Inak Kake Sene) ternyata juga sudah siap berangkat. Aku, Ibu, Kak Nur, dan Kak Aen jalan kaki ke kuburan, Jaraknya sekitar 2 km. Ibu tak sabar nunggu Om Man datang bawa mobil. Waktu ditelpon suruh datang, Om Man bilang dia lagi cari channel berita TV buat nonton cuplikan bola. Dia tak nonon Wales Portugal semalam. Hahaha.

Singkat cerita, jadilah kami sekitar 40 orang, cucu dan cicit Papuk Paridah, berkumpul di pemakaman, di Kubur Lendang, berdoa dipimpin Utstadz Amin, suami Kak Acah,

Selesai berdoa, aku inisiatif minta mereka semua berfoto. Buat kenang-kenangan. Sudah di-upload di Facebook sama Kak Nur. Setelah itu, keluarga Kak Amin berangkat ke Korleko - mau berkunjung ke kuburan keluarga di sana. Yang lain menyebar ke kuburan keluarga masing-masing di tempat lain.

Aku, Ibu, dan anak-anak Bibi Imah (Sofya, Salik, Nurul, Iman), ikut mobil Mirage Om Man ke Kuburan Kelayu - mau berkunjung ke Makam Puk Masa, Puk Alim, Amak Patah, Amak Kake Udin, dan Anak Can. Bibi Imah pakai motor bersama suaminya Irwan. Aanknya yang  paling kecil, Yani, ikut naik motor.

Bagi banyak orang, hari kedua lebaran dimanfaatkan untuk berkunjung ke makam keluarga. Jalan-jalan menuju kuburan ramai. Jalanan juga jadi ajang bertemu dan salam-salaman dengan sanak saudara jauh yang kebetulan ketemu.

Sepulang dari kuburan, kami sarapan urap-urap pelecing kangkung. Bibi Imah beli di warung. Tak lama kemudian Bibi Ijah datang bersama suaminya Om Lukman dan anaknya Patria. Aku putuskan untuk ikut ke rumah mereka di Keling. Ibu ikut. Juga anak-anaknya Bibi Imah. Kami semua ikut Blazer-nya om Lukman. Mampir sebentar di Peken Pancor beli cumi-cumi, terasi, dan ikan asin, buat dimasak dan dibawa oleh-oleh pulang ke Surabaya.

Di Keling cuma santai, obral obrol sama Om Irwan dan Om Lukman. Malamnya, setelah antar Imah dan anak-anaknya pulang ke Tanjung, aku dan Ibu ke Rumah Kelayu ketemu Kak Ani, Bi Umang (adik Ibu, Amak Har sedang pergi tahlilan), Bibi. Di sini ada  Farhi, juga suami dan anaknya, dan Ipok dan Azhari. Ada juga anak-anaknya Bibi Umek, ada Pian dan Hukman yang sudah balik dari kerja di Saudi. Kali ini mampir di Rumah Kelayu sebentar saja, salaman lalu pamit.

Begitulah cerita perjalanan 36 jam pulang ke Lombok. Pagi pagi sekali tanggal 8 Juli, aku diantar Om Lukman, Bi Ijah dan Patria, juga Ibu, ke BIL di Praya. Alhamdulillah check in dll lancar. Sebelum take off, aku ikut sarapan di parkiran. Bi Ijah bawa nasi dan lauk. Cuma sayang bumbu pelecing kangkung ketinggalan di rumah Keling. Anaknya Bi Ijah, Listya dan Fira, lupa masukin ke mobil.

Setelah pamitan sama Ibu, aku masuk ke terminal. Penumpang sudah dipanggil untuk boarding.

Sejam kemudian aku mendarat di Juanda. Kaget banget lihat Zafira kotor sekali. Rupanya pohon tempatnya bernaung adalah tempat burung tidur kalau malam hari. Ada banyak kotoran burung di sekujur badan mobil. Menutup hampir 65% . Ornag-orang memandang aneh saat mobil bergerak keluar bandara. Setelah gagal menemukan tempat cucian mobil yang buka, aku cuci sendiri di Rumah Pucang. Alhamdulillah air PAM lancar jaya.

Sore hari tanggal 8, kami ke Ciputra Mall lagi. Mau antar Titia dan Ibu Naning nonton Rudy Habibie. Aku, Ifa, dan Aya di Gramedia saja, beli buku dan perlengkapan buat persiapan sekolah.

Kami pulang ke Semarang pagi-pagi tanggal 9 sekitar jam 8 pagi. Perjalanan lancar walau volume kendaraan arus balik sudah terasa sejak masuk Tol Pasar Turi. Sebelum masuk Kota Lamongan, perjalanan sempat dibantu pengaturan contra flow oleh polisi setempat. Tak jadi mampir beli wingko karena pertigaan Babat ramai sekali. Kami beli di sebuah tempat makan di Tuban. Setelah lewat Lasem, tak lupa mampir makan siang di RM Lestari kesukaan Aya di seberang alun-alun Rembang agak maju ke arah Pantai Kartini.

Setelah mampir sholat di POM Bensin di luar Kota Rembang (ke arah Semarang - sebelah kiri), perjalanan pulang berlanjut. Juwana, Pati, Kudus, Demak semua lancar. Bahkan depan terminal Terboyo yang biasanya dihambar rob kini kering dan lancar. Kami masuk tol dan keluar di Pintu Tembalng. Sebelum sampai rumah mampir Superindo beli beberapa keperluan. Alhamdulillah. Perjalanan mudik lebaran berakhir aman tenteram.

No comments: