Aku pingin jalan-jalan. Kali ini sepertinya akan pakai kapal laut. Mestinya naik kapal laut bisa lebih menarik karena merupakan pengalaman jarang-jarang.
Naik bis malam sudah biasa. Kereta dan pesawat juga. Sudah tak menarik. Malah kadang takut. Kecelakaan bis sering terjadi. Masalah pesawat terbang seperti mengintai, apalagi mendengar bahwa rating keamanan perusahaan penerbangan tanah air tak ada yang bagus. Naik bisa tak tenang. Pesawat bikin deg-degan. Kereta masih lebih baik. Tapi kadang bosan.
Aku pingin jalan-jalan pakai kapal laut ke pulau pulau yang tak terjangkau layanan kereta api dari Jawa seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dll.
Pengalamanku naik kapal (kalau ferry bisa disebut kapal) hanya sekitar Jawa-Bali-Lombok. Lewat Ketapang - Gilimanuk atau Padang Bai - Lembar bolak balik, sudah lama banget, lebih dari 20 tahun lalu ketika masih mahasiswa di Jogja dan kalau mau pulang ke Lombok.
Pernah sih .. sekitar dua atau tiga tahun lalu nyebrang pakai ferry ke Bali. Rasanya memang agak beda (walau tak beda jauh) dengan apa yang tersimpan di memoriku tentang proses penyeberangan ferry, turun naik bis malam, berdiri di geladak, suara musik dangdut yang diputar keras di kabin penumpang, lalu aroma pop mie dan kopi yang dipesan penumpang, juga kebosanan dan tak kepedulian awak ferry (mereka nyebrangkan orang bolak balik tiap hari - mungkin capek juga), lalu kerasnya pluit kapal, riak air selat, dan tentunya matahari terbit plus hangat sinarnya menerpa kulit.
Aku ingin jalan jalan naik kapal. Iya .. kapal beneran. Bukan ferry penyeberangan. Mestinya nuansa dan rasanya berbeda. Di kapal jarak jauh pasti lebih banyak orang. Lebih banyak polah tingkah manusia yang bisa dilihat. Lebih banyak hal terkait administrasi dan pengaturan persiapan keberangkatan dan kedatangan plus kesibukan di dalam kapal yang bisa diamati. Sepertinya dinamikanya banyak.
Mungkin akan menarik berangkat dari Tanjung Emas Semarang ke salah satu pelabuhan di Kalimantan, nginap semalam, jalan-jalan pakai motor keliling kota seharian, lalu pulang lagi ke Semarang. Pakai kapal lagi. Kalau bisa pakai kapal lain. Supaya pengalamannya beragam.
Banyak pelabuhan di Sulawesi atau pulau-pulau di sekitaran Maluku. Bahkan di Papua dan Nusa Tenggara yang juga bisa disinggahi. Banyak lagi di Sumatera.
Melihat pelabuhan dan kita atau desa sekitar pelabuhan adalah hal yang menyenangkan. Bisa mengamati perilaku orang, cara berpakaian, arsitektur rumah atau bangunan lain. Model angkutan kota juga pasti beragam. Bisa mendengar suara mereka berbahasa Indonesia atau bahasa lokal, mencermati apa yang mereka obrolkan. Bisa membaui pasar, mencoba kopi warung, dll. Banyak hal menarik bisa dilakukan.
Mengapa harus pakai kapal? Selain karena alasan-alasan di atas, mungkin karena harga tiket relatif masih murah. Mungkin cukup sekitar 1 juta saja sudah bisa pergi pulang, nginap di losmen seadanya, makan murah, sewa motor buat keliling kemana saja. Keinginan jalan-jalan ke tempat-tempat yang belum pernah disinggahi bisa tercapai.
Aku takut
13 years ago
No comments:
Post a Comment