Pekerjaan budaya adalah pekerjaan yang normalnya dilakukan selepas terpenuhinya kebutuhan pokok, sandang, pangan, dan papan. Terpenuhi artinya cukup. Tak berlebihan. Setelah kebutuhan fisik itu terpenuhi, barulah pekerjaan budaya dapat dilakukan.
Pekerjaan budaya sejatinya adalah kebutuhan untuk aktualisasi (dalam hirarki kebutuhan Abraham Maslow). Bentuknya macam-macam seperti membantu orang lain supaya dapat hidup layak, membaca buku sesuai bidang, menulis buku, mengajarkan ilmu, dll. Ada banyak jenis pekerjaan budaya yang semuanya bermuara pada kelanjutan manusia sebagai penghuni dan pemimpin di bumi.
Bagi sebagian besar orang, pekerjaan budaya tak bisa dilakukan sebelum kebutuhan dasarnya terpenuhi. Tetapi ada juga orang-orang tertentu, yang karena kebutuhan dasarnya terambil paksa (dirampas) sehingga tak terpenuhi, tetap dapat mengerjakan pekerjaan budaya. Misal Pramoedya Ananta Toer di Boven Digul dan para penulis, sejarawan, dokter, guru, dll. yang tetap dapat berkarya walau sandang, pangan, dan papan boleh dibilang kurang.
Ingat, tesis dalam paragraf pertama berlaku bagi sebagian besar orang saja. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa banyak yang sukses melakukan pekerjaan budaya walau kebutuhan dasar belum terpenuhi.
Tak apa. Yang penting misi tulisan pendek ini adalah mengingatkan pembaca tentang peran manusia dalam juga melakukan tugas-tugas budaya, supaya energi serta pikiran tak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang disebut banyak orang sebagai kebutuhan perut dan bawah perut saja. Sudah saatnya kita mulai berfikir dan mengarahkan energi dan kesempatan untuk mewujudkan kebutuhan dada (spiritual) dan otak (logika) demi kelangsungan hidup manusia di bumi.
Aku takut
13 years ago
No comments:
Post a Comment