"Mas, komen lo gk penting amat, apa hubungan dengan Opa Ferguson, ha ha ha .. Tolol!" kata seorang pemilik akun tak punya wajah (blank) menanggapi komentarku yang mengomentari sebuah status di sebuah grup Facebook.
Kemarin, saat aku tulis komentar, aku sudah menduga akan ada kemungkinan salah tafsir dan salah duga atau salah tanggap tentang apa yang aku tulis.
Bagaimana tidak, aku sedang menggunakan bahasa dan jenis guyonan yang selama ini dianggap biasa saja, bahkan dinikmati, di grup Facebook lain yang aku ikuti.
Aku paksakan tetap nulis dengan tujuan membuktikan asumsi bahwa akan ada yang menanggapi 'beda.' Dan aku benar.
Hari ini terbukti. Seorang komentator, entah siapa, aku gak kenal, menulis komentar seperti dalam awal tulisan ini. Dalam pandanganku, komentar di atas sangat melukai dan tak sopan.
***
Begitulah Facebook atau media sosial lainnya. Sebuah media yang menggabungkan berjuta orang dengan berjuta latar belakang, berjuta kondisi fisik dan kejiwaan, berjuta minat, dan berjuta-juta perbedaan lainnya. Semua dikumpulkan jadi satu dalam forum status Facebook.
Apa nggak runyam kalau demikian? Tentu saja iya, apalagi bila dalam menulis status atau komentar kita tak berhati-hati atau tak ingat bahwa kita sedang muncul dalam suatu medan belantara dengan riuh rendah perbedaan dengan dengan kemungkinan adanya multi-tafsir yang sangat-sangat multi. Hahaha.
Hati-hati dalam menulis status atau komentar bila tak ingin repot.
***
Untung aku sedang bijaksana. Komentar di atas aku jawab dengan santun, minta maaf atas tidak perkenannya. Aku jelaskan bahwa aku sedang guyon. Dia menanggapi positif.
Tentu jawaban komentator tadi beda bila aku jawab, "Ah elo .. kayak kurang pikinik saja."
Aku takut
13 years ago
No comments:
Post a Comment