Tak pernah sekalipun aku kehilangan sinyal. Kalau bukan dari Vinaphone atau Viettel, maka sinyal Mobitel akan selalu memastikan indikator sinyal layar HP-ku penuh. Bahkan ketika mobil Ford Everest yang aku tumpangi perkasa menelusuri punggung dan kaki bukit di wilayah pegunungan utara Vietnam, sinyal tak pernah lenyap. Beberapa tower penguat sinyal terlihat menjulang dari kejauhan, kesepian di tengah belantara pegunungan Provinsi Bac Kan, satu dari 63 provinsi di Vietnam, negara yang baru aku kunjungi 3 hari ini.
Aku dan teman-temanku, Thanh, Sa, dan Rhi dari ICRAF Vietnam sedang dalam perjalanan membuat video tentang Program RUPES atau program imbal jasa lingkungan di Vietnam. Siang tanggal 20 Juli, kami merekam wawancara dengan Deputy Chairman (Wakil Gubernur) Provinsi Bac Kan serta kepala pelaksana proyek bantuan IFAD di kota Bac Kan. Kami ditemani dua kameraman, Banh dan Luet, bapak dan anaknya.
Pagi sebelumnya, kami berjuang keras selama 2 jam lebih untuk bisa keluar dari Ha Noi yang beberapa ruas jalannya terendam banjir akibat hujan semalamam. Walau sering mendengar cerita banjir Jakarta, berada di tengah-tengah air setinggi sepertiga mobil terasa mengkhawatirkan juga. Beberapa motor dipaksa pengendaranya 'mengarungi' jalanan di depan stasiun kereta api Ha Noi. Aku lihat beberapa terjungkal karena lubang yang tidak kelihatan. Banyak yang hanya berani menuntun motor. Walau terlihat stres dan kedinginan dalam jas hujannya, mereka tampak cukup sabar mencari celah untuk bisa melanjutkan perjalanan ke tujuan masing-masing.
Menurut Banh, banjir seperti hari ini terjadi sekitar sebulan lalu. Apalagi kalau musim hujan, maka Ha Noi seperti menjadi langganan banjir.
"Akibat sistem drainase kota yang tidak baik," katanya.
Aku agak menyangsikan penjelasan Banh karena aku yakin pemerintah kolonial Prancis yang membangun Ha Noi dengan arsitektur dan perencanaan gaya Prancis mestinya sudah memperhitungkan sistem drainase dengan detail. Cuma memang tidak bisa dipungkiri, perluasan kota dewasa ini mungkin tidak diikuti dengan pembangunan sistem drainase kota yang memadai. Sesuai namanya, Ha Noi, dalam bahasa setempat berarti Dalam Air, mungkin akan selalu terendam air, paling tidak di beberapa bagian kota.
Kembali ke sinyal HP, aku mau cerita betapa kini kita sangat leluasa berhubungan dengan teman dan kerabat di tanah air walau sedang di luar negeri. Layanan SMS antar negara yang dibangun Telkomsel dan provider jaringan di banyak negara ternyata sangat ces pleng. Begitu sampai di tujuan, kartu Telkomsel akan segera terhubung dengan jaringan setempat. Dari Singapura, biaya SMS Simpati sebesar Rp. 3.500. Dari Vietnam lebih murah, hanya Rp. 2.500. Seorang teman bercerita, dari India harganya Rp. 5.000 per SMS. Walau agak mahal, tidak jadi soal karena dengan SMS, teman dan keluarga terasa dekat.
Saat menulis cerita ini, aku sedang berada di Post Office Guest House, penginapan yang berlokasi di depan pintu masuk Ba Be National Park, sekitar 270 km utara Hanoi. Danau Ba Be, danau tertinggi di Vietnam, terletak dalam kawasan taman nasional ini. Aku berencana mengunjunginya sebentar lagi. Janjian dengan Thanh, jam 5.30 pagi ini kami akan naik motor ke sana.
Tunggu ceritanya ya ..
Tambahan dikit:
Fasilitas penginapan: AC, Kipas, TV, air panas, kloset duduk, kelambu (takut ada nyamuk, walau menurutku tidak ada sama sekali), dan WIFI!
Bayangkan, WIFI di tengah gunung. Kalau nggak, mana bisa upload cerita ini. Bener-bener dech Vietnam, kemajuannya luar biasa. Sinyal nyambung terus.
Tapi ada yang paling penting dari semua ini. Kalau yang ini gak ada, wifi dll pasti mampus dech. Apa gerangan? Listrik. Ya .. aku sempat bermobil menelusuri perbukitan yang lebih tinggi lagi, sampai jumpa dengan tiang listrik terakhir, yang gak ada sambungannya lagi. Pemerintah Vietnam memang sangat gemar membuat rumah rakyatnya terang. Rasanya aneh melihat komputer nyala di satu-satunya rumah di sebuah puncak bukit.
Mengenai jalan, tak habis 10 jari tangan menghitung lubang di sepanjang 270 km aspal mulus dari Ha Noi ke Ba Be. Dan yang paling menyenangkan, walau di jalan perkampungan atau perumahan ramai, gak ada polisi tidur sama sekali!
Tuesday, 21 July 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment